10.28.2013

Like A Drama

Senin, 21 Oktober 2013

Pagi itu aku memakirkan motorku di halaman depan tempat les.. aku memeriksa penampilanku sekali lagi sebelum memasuki gedung kecil itu.. muka? bersih.. kerudung? rapi.. sepatu? matching.. kaos kaki? sip.. celana? pas.. baju? oke.. kardigan? eh? apaan nih? aku melihat ada noda putih di kardigan pink baruku.. aku menarik bagian bernoda itu kemudian mengendusnya.. hwek! bau! ah, ini pasti tai burung yang jatuh saat aku melintasi daerah Srondol, daerah yang terkenal dengan banyak burung putih (yang aku lupa namanya) bertebangan di atasnya.. ah, cuek aja lah, toh ga kelihatan ini kalo aku jalan.. lalu aku berjalan masuk ke gedung lesku.. dari luar aku bisa melihat ada segerombol laki-laki sedang mengerumuni meja pendaftaran, ah mungkin mau daftar periode baru karena muka para laki-laki itu tampak asing di mataku.. aku terus berjalan sampai di pintu masuk ketika aku sadar kalo salah seorang dari gerombolan itu sedari tadi memperhatikanku.. hehhmm atau aku yang ke-geer-an aja kali yaa.. aku sedikit panik tapi berusaha menyembunyikannya.. apa tai burung tadi kelihatan banget? trus penampilanku jadi ga rapi lagi? kelihatan acak-acakan? aku mulai menata-nata kardiganku agar noda tai burung itu ga kelihatan sambil terus berjalan menuju kelas melewati laki-laki itu.. aku membuka pintu kelas, melongokkan kepala, melihat siapa-siapa saja yang sudah datang..

"Mbak, tanda tangan absen dulu," kudengar suara Bu Abdul mengingatkanku untuk absen.
"Eh, iya Bu, lupa," jawabku sambil berjalan kembali ke meja pendaftaran.
"Sebentar," kata perempuan paruh baya itu, "ini Mbak pulpennya."
"Oh, iya Bu, makasih," balasku menerima pulpen yang disodorkan Bu Abdul.
aku membalik kertas absen mencari namaku kemudian menandatanganinya..
"Putri Pratista," kudengar suara seorang laki-laki terpatah-patah berusaha membaca namaku di kertas absen.
"Eh?" spontan aku menengokkan kepala ke arahnya dengan tatapan penuh tanya.
yang ada di kepalaku saat itu adalah mau apa laki-laki ini? mau ngajakin kenalan? aku terus menatapnya, menunggu reaksinya, menunggu apa yang bakal laki-laki itu lakukan.. laki-laki itu tersenyum kemudian tertawa kecil sambil melangkah mundur menjauhkan dirinya dariku yang tadi hanya berjarak sekitar 10cm.. untuk sepersekian detik, aku masih menatapnya heran penuh tanya, tapi kemudian aku sadar kalo kelasku bakal segera dimulai jadi aku putuskan untuk mencuekkannya dan kembali ke kelas.. 
"Cantik ya, Bu, hehehe," kudengar suara laki-laki itu saat aku membuka pintu kelas yang jaraknya hanya sejengkal dari meja pendaftaran.
"Haha, iya, cantik," jawab Bu Abdul menyetujui.
spontan aku membalikkan badan dan menengok lagi ke arahnya lalu menengok ke Bu Abdul lalu menengok lagi ke arahnya.. dan kali itu aku tidak memberinya tatapan penuh tanya melainkan sebuah senyuman dan sebuah tawa.. haha, orang aneh..

aku masuk ke kelas dan duduk di sebelah teman yang baru kukenal di les itu.. untuk sepersekian menit kepalaku atau lebih tepatnya otakku tidak bisa difungsikan secara baik.. "eh? orang tadi itu kenapa? aneh?" begitulah kira-kira isi otakku saat itu.. dan lucunya, selama beberapa menit itu di kepalaku muncul potongan-potongan scene dari drama korea yang pernah ku tonton dengan laki-laki itu sebagai salah satu tokoh utamanya.. kira-kira begini.. aku sebagai pemeran utama wanita dan laki-laki itu sebagai pemeran utama pria.. hari itu adalah hari pertama kali kami bertemu dengan tidak sengaja kemudian beberapa hari setelahnya kami bakal dipertemukan kembali oleh suatu kejadian yang akhirnya membuat kami sering bertemu.. laki-laki itu adalah bad boy -sedikit (soalnya waktu liat dia di meja pendaftaran itu, gayanya sedikit slengekan) yang suka mempermainkan perasaan wanita dan wanita terakhir yang dia sakiti itu ga terima dan akhirnya pengen balas dendam.. karena pengen balas dendam, wanita itu juga jadi ga suka sama aku karena aku terus-terusan ada urusan sama si laki-laki.. hubunganku dengan si laki-laki ini tarik ulur, kadang dia baik tapi kadang dia jahat, tapi selain laki-laki itu ntar-annya aku juga ketemu laki-laki lain yang memperlakukanku dengan baik banget, selalu dateng tiap aku ada masalah gitu, haha.. aku terus-terusan di teror wanita itu gara-gara dia pengen bales dendam ke laki-laki pertama, laki-laki kedua selalu ada buat nolong aku, dan ga jarang laki-laki pertama juga nolong walaupun kita kayak tom & jerry.. tapi akhirnya laki-laki pertama sadar sama perasaanya, teruuuussss................. ahaha, imajinasiku makin menjadi-jadi waktu itu dan terlalu panjang juga terlalu malu buat diceritain karena ngayal bangeett..

"Put.. Put.. kamu kenapa?" tanya Mbak Tia menyadarkanku.
"Eh? Apa?" tanyaku balik masih belom sadar.
"Kamu kenapa?" tanya Mbak Tia lagi.
"Eh? Gapapa kok, Mbak.. Ini loh kardiganku kejatuhan tai burung masa," jawabku sekenanya mengalihkan pikiran. Aku senyum-senyum sendiri waktu sadar dengan apa yang baru aja kulakukan, ngapain coba berimajinasi sampai seperti itu.. kenal aja enggak..

ahaha.. kalo dipikir lagi, aneh juga sih aku.. ada orang asing, cowok pula, begitu ke aku bukannya ngerasa takut, khawatir, was-was, tapi malah berimajinasi yang aneh-aneh dan malah sempet mikir "apa jangan-jangan ini awal ceritaku ya?" ckckck, ga habis pikir aku sama diriku dan juga pikiranku.. kok sempet-sempetnya mikir dan berimajinasi begitu.. ckck, emang bener deh ini korean drama freak!! haduuhh, bangun Puuttt!!


iput

10.15.2013

Mengalah Untuk Mengerti..

mengerti dan dimengerti.. tindakan yang sepertinya mudah tapi ternyata sulit untuk dilakukan.. seringnya orang-orang ingin sekali dimengerti tanpa mau mengerti.. aku ga bisa membayangkan gimana kalau semua orang maunya hanya dimengerti tanpa ada yang mau mengerti.. dunia ini akan penuh dengan orang yang egois, yang hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa memikirkan orang lain.. untuk mengerti seseorang itu bukan hal yang mudah, bahkan banyak orang yang telah bersahabat hingga berpuluh-puluh tahun tapi tetap saja tidak bisa mengerti sahabatnya itu.. yah, sepertinya usia suatu hubungan bukanlah jaminan untuk dapat mengerti seseorang.. menurutku untuk mengerti seseorang, kita harus tau betul kepribadian orang tersebut, bagaimana sifat dan tindak tanduknya.. 

mengerti orang yang hanya ingin dimengerti.. aku rasa ini adalah hal yang paling menyebalkan karena kita harus selalu mengerti orang yang tidak ingin mengerti orang lain.. bagi mereka, yang penting itu hanya perasaan mereka, tidak peduli alasan seseorang melakukan sesuatu terhadap mereka, kalau mereka merasa tidak senang ya mereka bakal marah, padahal mungkin orang tersebut mempunyai alasan yang baik atas tindakannya.. kalau sudah begitu, jalan satu-satunya untuk membuat keadaan menjadi lebih baik adalah salah satu diantara mereka harus mengalah.. lalu siapa yang mengalah? sudah pasti bukan si orang yang maunya hanya dimengerti ini..

mengalah untuk mengerti bukan merupakan tindakan yang mudah karena orang tersebut harus dapat menahan egonya untuk mengalah dan untuk dapat mengerti perasaan orang lain.. mengalah itu ga berarti kalah, mengalah itu mengartikan bahwa kita sudah cukup dewasa untuk mengambil tindakan membuat keadaan menjadi lebih baik.. tapi orang-orang yang mau mengalah untuk mengerti ini sering dipandang remeh oleh orang-orang yang maunya hanya dimengerti.. mentang-mentang orang ini lebih banyak mengalah, orang yang maunya hanya dimengerti malah makin menjadi-jadi egoisnya.. istilahnya ngelunjak.. kalau udah keterlaluan begitu sih mending distop aja ngalahnya trus ditinggalin, biar dia sadar kalau dia di dunia tu ga hidup sendiri dan harus bisa mengerti orang lain.. haha, selamat belajar untuk mengalah dan mengerti orang lain..


iput

10.14.2013

Ilusi Hati

Orang-orang yang jatuh cinta terkadang terbelenggu oleh ilusi yang diciptakan hatinya sendiri. Ia tak kuasa lagi membedakan mana yang benar-benar nyata, mana yang hasil kreasi hatinya yang sedang memendam rindu. Kejadian-kejadian kecil cukup sudah membuat hatinya senang, seolah-olah itu kabar baik. Padahal, saat ia tahu kalau itu hanya bualan perasaannya, maka saat itulah hatinya akan hancur berkeping-keping. -Berjuta Rasanya, Tere Liye

aku senyum-senyum, ketawa-ketawa kecil, kemudian ngakak setelah ngebaca paragraf itu.. bukan karena lucu, tapi karena kalimat-kalimat itu benar adanya.. spontan aku nge-flashback memoriku ketika aku bertingkah ke-ge er-an terhadap orang-orang yang ku kagumi waktu itu.. awalnya sebatas mengagumi seperti "waahh, mas itu keren ya main alat musiknya" atau "waahh, mas itu solatnya rajin banget" atau "waahh, mas itu baik bangeett" tapi karena kelamaan mengagumi akhirnya muncullah rasa suka dan ilusi hati itu ketika berinteraksi dengan mereka.. setiap mereka berbuat baik ke aku, setiap mereka ada di tempat yang kebetulan sama denganku, setiap aku ga sengaja bertatapan mata dengan mereka, setiap mereka menawariku sesuatu, dan setiap-setiap lainnya, aku selalu sedikit histeris setelahnya.. aku selalu bercerita ke temanku "ehh, tadi aku ketemu mas ini di jalan trus ditebengin" atau "eehh, tadi aku ga sengaja tatapan mata sama dia masa, iih, jangan-jangan dia curi-curi pandang ke aku" atau "ehh, masa kmaren aku pulang bareng dia lagi, kayaknya dia nungguin di depan koperasi deh soalnya setelah kita sampai di depan koperasi, dia langsung berdiri trus jalan di belakang kita" atau "eehh, kmaren pas pulang sekolah, dia ngebeliin aku es krim lho, padahal kita udah sampai di terminal tapi balik lagi nyari yang jual es krim" dan ehh ehh yang lainnya, haha.. setelah itu imajinasiku makin menjadi-jadi dan di setiap waktu senggang bakal mikir seperti "tadi dia begitu itu maksudnya apa? masa dia naksir aku? ah ga mungkin, tapi tadi dia bener loh ngeliatin aku terus" dan akhirnya aku menyambungkan hal-hal yang sebenernya ga nyambung menjadi sesuatu yang menurutku masuk akal yang merupakan pembenaran terhadap perasaanku bahwa jangan-jangan orang itu naksir aku, ahaha..

yaahh, yang namanya lagi suka ke orang, pasti hal-hal kecil kayak gitu udah bisa ngebikin aku seneng bahkan susah tidur tujuh hari tujuh malam.. tapi masalahnya, belum tentu orang tersebut berkelakuan seperti itu karena memang mereka suka ke aku.. bisa aja karena mereka kasihan ngeliat aku jalan kaki makanya ditebengin atau sebenernya dia itu ga ngeliatin aku tapi ngeliat ke orang di belakangku atau karena kebetulan pas aku lewat di depan koperasi pas juga dia beneran pengen pulang atau bisa juga karena sebenernya dia pengen makan es krim tapi karena ga enak makan es krim sendirian makanya dia ngebeliin aku es krim juga.. haha.. terus kalo ilusi hati itu udah sering muncul tapi ternyata kenyataannya ga seperti yang kita bayangkan (ternyata dia tu ga naksir kita), kita langsung deh uring-uringan, galau, trus triak-triak kalo semua cowok itu sama aja, pemberi harapan palsu, haha.. siapa coba yang pemberi harapan palsu? situ aja kali yang ke-ge er-an, situ aja kali yang salah nanggepin kebaikan orang, situ aja kali yang terlalu ngarep, haha..

ini self note buat diriku sendiri sih, kalo ada orang yang sering berbuat baik, jangan langsung narik kesimpulan sendiri kalo dia tu tertarik sama aku, jangan langsung ke-ge er-an, jangan terlalu berharap, trus jangan mulai berilusi, ntar kalo endingnya ga sesuai harapan bakal nangis sendiri deh.. mengutip dari kalimat sahabatku, Ushi, selama kamu ga bertanya langsung ke orang yang bersangkutan, kamu hanya bisa berasumsi.. yaa selama kamu ga tanya ke orang itu apakah bener dia tertarik sama kamu atau enggak, kamu cuma bisa berasumsi aja dan poin negatifnya ketika asumsimu itu tidak sesuai dengan kenyataan, yang ada kamu jadi sedih galau sendiri padahal orang yang kamu galauin enggak nge-galauin kamu.. kasihan..


iput